Uncategorized

Kasus Covid-19 Naik di Asia, Ini Imbauan Kemenkes untuk Masyarakat

Kasus COVID-19 Naik di Asia: Imbauan Kemenkes untuk Masyarakat

Pada akhir tahun 2023 dan awal 2024, sejumlah negara di Asia mengalami lonjakan kasus COVID-19. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) melalui berbagai imbauan dan kebijakan berupaya menjaga kewaspadaan masyarakat terhadap potensi peningkatan kasus. Berikut adalah rangkuman informasi terkait lonjakan kasus COVID-19 di Asia dan imbauan Kemenkes untuk masyarakat.


📈 Lonjakan Kasus COVID-19 di Asia

Beberapa negara di Asia, termasuk Singapura, Malaysia, Filipina, dan Indonesia, melaporkan peningkatan kasus COVID-19 pada akhir 2023 dan awal 2024. Di Singapura, misalnya, jumlah kasus mingguan meningkat 75% pada Desember 2023 dibandingkan minggu sebelumnya. Rata-rata rawat inap harian akibat COVID-19 juga meningkat dari 225 menjadi 350 kasus. Sebagian besar kasus terinfeksi oleh varian JN.1, sublineage dari BA.2.86 .

Di Indonesia, rata-rata kasus harian COVID-19 bertambah sebanyak 35-40 kasus pada Desember 2023. Pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit tercatat antara 60-131 orang. Kenaikan kasus ini didominasi oleh subvarian Omicron XBB 1.5, yang juga menjadi penyebab gelombang infeksi COVID-19 di Eropa dan Amerika Serikat


🧑‍⚕️ Imbauan Kemenkes untuk Masyarakat

Menanggapi lonjakan kasus COVID-19, Kemenkes RI mengeluarkan berbagai imbauan untuk masyarakat:

  1. Penerapan Protokol Kesehatan (Prokes): Masyarakat diimbau untuk tetap disiplin menerapkan prokes, seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, terutama di tempat umum dan kerumunan .
  2. Vaksinasi Lengkap dan Booster: Kemenkes merekomendasikan masyarakat untuk melengkapi dosis vaksinasi COVID-19, termasuk dosis booster, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia dan individu dengan komorbiditas .
  3. Pemantauan Perkembangan Kasus: Pemerintah daerah dan fasilitas kesehatan diminta untuk memantau perkembangan situasi COVID-19 dan siap siaga menghadapi potensi lonjakan kasus .
  4. Kewaspadaan bagi Pelaku Perjalanan Luar Negeri: Pelaku perjalanan luar negeri diimbau untuk memastikan status vaksinasi mereka lengkap dan mengikuti protokol kesehatan yang berlaku di negara tujuan serta saat kembali ke Indonesia .

🌍 Respons Negara-negara Asia

Beberapa negara di Asia juga mengeluarkan kebijakan untuk menanggulangi lonjakan kasus COVID-19:

  • Singapura: Kementerian Kesehatan Singapura sangat menganjurkan masyarakat untuk memakai masker di tempat-tempat ramai meskipun tidak sedang sakit, terutama di dalam ruangan atau ketika mengunjungi orang-orang yang rentan.
  • Malaysia dan Filipina: Pemerintah kedua negara ini meningkatkan upaya pencegahan, seperti memasang alat pemindai panas tubuh di pintu masuk perjalanan internasional dan mengimbau masyarakat kembali memakai masker .

✅ Kesimpulan

Meskipun COVID-19 belum sepenuhnya hilang, situasinya kini lebih terkendali dibandingkan masa puncak pandemi. Namun, kewaspadaan tetap diperlukan, terutama dengan adanya varian baru dan mobilitas masyarakat yang meningkat. Melalui penerapan protokol kesehatan, vaksinasi lengkap, dan pemantauan situasi, diharapkan lonjakan kasus dapat ditekan dan dampaknya diminimalkan.

Kasus COVID-19 Naik di Asia: Imbauan Kemenkes untuk Masyarakat

Pada akhir tahun 2023 dan awal 2024, sejumlah negara di Asia mengalami lonjakan kasus COVID-19. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) melalui berbagai imbauan dan kebijakan berupaya menjaga kewaspadaan masyarakat terhadap potensi peningkatan kasus. Berikut adalah rangkuman informasi terkait lonjakan kasus COVID-19 di Asia dan imbauan Kemenkes untuk masyarakat.


📈 Lonjakan Kasus COVID-19 di Asia

Beberapa negara di Asia, termasuk Singapura, Malaysia, Filipina, dan Indonesia, melaporkan peningkatan kasus COVID-19 pada akhir 2023 dan awal 2024. Di Singapura, misalnya, jumlah kasus mingguan meningkat 75% pada Desember 2023 dibandingkan minggu sebelumnya. Rata-rata rawat inap harian akibat COVID-19 juga meningkat dari 225 menjadi 350 kasus. Sebagian besar kasus terinfeksi oleh varian JN.1, sublineage dari BA.2.86.

Di Indonesia, rata-rata kasus harian COVID-19 bertambah sebanyak 35-40 kasus pada Desember 2023. Pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit tercatat antara 60-131 orang. Kenaikan kasus ini didominasi oleh subvarian Omicron XBB 1.5, yang juga menjadi penyebab gelombang infeksi COVID-19 di Eropa dan Amerika Serikat.


🧑‍⚕️ Imbauan Kemenkes untuk Masyarakat

Menanggapi lonjakan kasus COVID-19, Kemenkes RI mengeluarkan berbagai imbauan untuk masyarakat:

  1. Penerapan Protokol Kesehatan (Prokes): Masyarakat diimbau untuk tetap disiplin menerapkan prokes, seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, terutama di tempat umum dan kerumunan.
  2. Vaksinasi Lengkap dan Booster: Kemenkes merekomendasikan masyarakat untuk melengkapi dosis vaksinasi COVID-19, termasuk dosis booster, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia dan individu dengan komorbiditas.
  3. Pemantauan Perkembangan Kasus: Pemerintah daerah dan fasilitas kesehatan diminta untuk memantau perkembangan situasi COVID-19 dan siap siaga menghadapi potensi lonjakan kasus.
  4. Kewaspadaan bagi Pelaku Perjalanan Luar Negeri: Pelaku perjalanan luar negeri diimbau untuk memastikan status vaksinasi mereka lengkap dan mengikuti protokol kesehatan yang berlaku di negara tujuan serta saat kembali ke Indonesia.

🌍 Respons Negara-negara Asia

Beberapa negara di Asia juga mengeluarkan kebijakan untuk menanggulangi lonjakan kasus COVID-19:

  • Singapura: Kementerian Kesehatan Singapura sangat menganjurkan masyarakat untuk memakai masker di tempat-tempat ramai meskipun tidak sedang sakit, terutama di dalam ruangan atau ketika mengunjungi orang-orang yang rentan.
  • Malaysia dan Filipina: Pemerintah kedua negara ini meningkatkan upaya pencegahan, seperti memasang alat pemindai panas tubuh di pintu masuk perjalanan internasional dan mengimbau masyarakat kembali memakai masker.

✅ Kesimpulan

Meskipun COVID-19 belum sepenuhnya hilang, situasinya kini lebih terkendali dibandingkan masa puncak pandemi. Namun, kewaspadaan tetap diperlukan, terutama dengan adanya varian baru dan mobilitas masyarakat yang meningkat. Melalui penerapan protokol kesehatan, vaksinasi lengkap, dan pemantauan situasi, diharapkan lonjakan kasus dapat ditekan dan dampaknya diminimalkan.

Dampak Lonjakan Kasus COVID-19 di Asia

Lonjakan kasus COVID-19 di Asia tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat, tetapi juga memberikan efek domino terhadap berbagai aspek kehidupan sosial dan ekonomi. Berikut beberapa dampak utama:

1. Beban Sistem Kesehatan

Lonjakan kasus menyebabkan meningkatnya jumlah pasien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit, terutama pasien dengan gejala sedang hingga berat. Hal ini menambah beban pada fasilitas kesehatan, mulai dari tenaga medis hingga ketersediaan ruang isolasi dan alat kesehatan seperti ventilator.

Di beberapa negara, rumah sakit mulai kewalahan menangani pasien COVID-19 dan penyakit lain sekaligus. Oleh karena itu, penanganan kasus secara cepat dan pencegahan penularan menjadi sangat krusial.

2. Gangguan Ekonomi dan Aktivitas Sosial

Kenaikan kasus COVID-19 sering kali memicu pembatasan aktivitas masyarakat dan mobilitas, yang berdampak pada sektor ekonomi, khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), pariwisata, serta perdagangan.

Meski banyak negara telah beradaptasi dengan protokol kesehatan dan pembukaan kembali ekonomi, lonjakan kasus tetap mengancam kestabilan perekonomian, terutama bila memicu pengetatan pembatasan.

3. Dampak Psikologis dan Sosial

Pandemi yang belum usai juga berimbas pada kondisi psikologis masyarakat, seperti kecemasan, stres, dan kelelahan mental. Ketidakpastian situasi serta ketakutan akan penularan penyakit menambah tekanan psikologis, terutama pada kelompok rentan seperti lansia dan pekerja medis.


Strategi Kemenkes dalam Menangani Lonjakan Kasus

Kementerian Kesehatan RI telah merancang dan menerapkan berbagai strategi untuk mengantisipasi dan menekan lonjakan kasus COVID-19:

1. Penguatan Sistem Surveilans dan Pelacakan Kasus

Kemenkes terus memperkuat sistem pelacakan kasus melalui aplikasi digital dan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk mendeteksi kasus secara dini. Pengumpulan data real-time juga membantu pemerintah mengambil kebijakan tepat waktu.

2. Peningkatan Kapasitas Fasilitas Kesehatan

Pemerintah menambah ketersediaan ruang isolasi dan ICU, serta menyediakan tenaga medis tambahan dengan pelatihan khusus penanganan COVID-19. Stok obat dan alat kesehatan juga diperkuat untuk menghadapi lonjakan pasien.

3. Komunikasi Publik dan Edukasi Masyarakat

Kemenkes aktif melakukan kampanye edukasi terkait pentingnya protokol kesehatan, vaksinasi, dan penguatan imun tubuh. Edukasi ini dilakukan melalui berbagai media, termasuk media sosial, televisi, dan kerja sama dengan tokoh masyarakat.

4. Pelaksanaan Vaksinasi Massal

Vaksinasi menjadi salah satu upaya utama dalam mengendalikan penyebaran COVID-19. Kemenkes menggalakkan vaksinasi booster dan menargetkan capaian vaksinasi yang tinggi untuk membentuk kekebalan kelompok.


Peran Masyarakat dalam Menekan Penyebaran COVID-19

Keberhasilan penanganan pandemi sangat bergantung pada kesadaran dan kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan. Beberapa peran penting masyarakat adalah:

  • Disiplin Protokol Kesehatan: Memakai masker dengan benar, mencuci tangan secara rutin, dan menjaga jarak fisik.
  • Vaksinasi Lengkap: Mengikuti jadwal vaksinasi dan booster yang dianjurkan.
  • Hindari Kerumunan: Mengurangi kegiatan di tempat ramai terutama jika ada peningkatan kasus di lingkungan sekitar.
  • Deteksi Dini: Segera melakukan tes apabila mengalami gejala dan mengikuti prosedur isolasi bila positif COVID-19.
  • Konsultasi Medis: Menghubungi fasilitas kesehatan apabila membutuhkan bantuan medis, jangan ragu meminta bantuan agar penanganan bisa cepat dilakukan.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Pandemi COVID-19 terus mengalami dinamika dengan munculnya varian-varian baru yang memiliki tingkat penularan berbeda. Tantangan utama adalah menjaga agar sistem kesehatan tidak kewalahan dan mengurangi dampak sosial ekonomi yang lebih luas.

Harapan besar terletak pada kolaborasi antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat dalam menjaga kewaspadaan, serta inovasi teknologi kesehatan untuk mendukung upaya pencegahan dan penanganan pandemi.


Penutup

Lonjakan kasus COVID-19 di Asia, termasuk Indonesia, menjadi pengingat bahwa pandemi ini belum sepenuhnya berakhir. Kemenkes melalui berbagai upaya mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama menjaga kesehatan dengan tetap disiplin menjalankan protokol, melengkapi vaksinasi, serta mendukung upaya pemerintah dalam penanganan COVID-19.

Dengan solidaritas dan kesadaran bersama, kita dapat mengendalikan pandemi dan meminimalkan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat.

Vaksinasi: Pilar Utama Menghadapi Lonjakan COVID-19

Vaksinasi merupakan kunci utama dalam mengendalikan penyebaran COVID-19 dan mencegah kasus berat hingga kematian. Kemenkes terus mendorong masyarakat untuk melakukan vaksinasi lengkap dan booster, terutama menghadapi varian baru yang lebih mudah menular.

Perkembangan Program Vaksinasi di Indonesia

Sejak program vaksinasi massal dimulai pada awal 2021, Indonesia telah memberikan lebih dari 400 juta dosis vaksin kepada masyarakat. Target vaksinasi mencakup seluruh lapisan usia, dengan prioritas lansia, tenaga kesehatan, dan kelompok rentan.

Pada tahun 2023, pemerintah mulai memberikan vaksin booster kedua dan ketiga untuk meningkatkan proteksi, khususnya terhadap varian Omicron sublineage XBB 1.5 yang saat ini mendominasi kasus.

Vaksinasi untuk Kelompok Rentan

Kemenkes menekankan pentingnya vaksinasi untuk lansia dan orang dengan penyakit penyerta (komorbiditas) seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung, karena mereka berisiko lebih tinggi mengalami gejala berat.

Vaksinasi Anak dan Remaja

Selain itu, program vaksinasi juga diperluas ke anak usia 6-11 tahun dan remaja, guna melindungi mereka dari penularan di lingkungan sekolah dan memperkuat kekebalan komunitas.


Varian Baru COVID-19: XBB 1.5 dan JN.1

Virus SARS-CoV-2 terus mengalami mutasi yang menghasilkan varian-varian baru. Dua varian yang saat ini menjadi perhatian di Asia adalah XBB 1.5 dan JN.1.

Varian XBB 1.5

Varian ini merupakan sublineage dari Omicron yang memiliki kemampuan penularan lebih cepat dibanding varian sebelumnya. Meski tingkat keparahannya tidak lebih tinggi, kenaikan kasus yang cepat mengancam kapasitas fasilitas kesehatan.

Varian JN.1

Varian JN.1 terdeteksi di beberapa negara Asia Tenggara dan juga menunjukkan peningkatan kasus. Kemenkes bersama lembaga kesehatan dunia (WHO) terus memantau perkembangan varian ini untuk antisipasi lebih lanjut.


Cerita dari Lapangan: Pengalaman Masyarakat dan Tenaga Medis

Kisah Tenaga Medis

Banyak tenaga kesehatan yang kembali menghadapi tantangan berat saat lonjakan kasus terjadi. Mereka harus berjuang dengan stamina dan emosi, menangani pasien yang jumlahnya bertambah.

Contohnya, dr. Anita, seorang dokter di Jakarta, menceritakan:
“Kami kembali harus bekerja lebih keras dengan jam kerja yang panjang. Namun, melihat pasien sembuh memberi kami semangat untuk terus berjuang.”

Tenaga medis juga mengingatkan pentingnya disiplin masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan agar beban mereka tidak semakin berat.

Pengalaman Masyarakat

Sementara itu, masyarakat yang pernah terinfeksi COVID-19 membagikan pengalaman mereka dalam menjaga kesehatan dan mengikuti anjuran pemerintah.

Budi, seorang warga Surabaya, berkata:
“Saya sudah vaksin lengkap dan booster, jadi saat kena, gejalanya ringan. Saya juga tetap pakai masker saat keluar rumah sesuai imbauan Kemenkes.”


Edukasi dan Kampanye Kemenkes: Meningkatkan Kesadaran

Kemenkes aktif meluncurkan kampanye edukasi melalui berbagai platform, termasuk media sosial, televisi, dan kerja sama dengan influencer serta tokoh masyarakat untuk menyebarkan pesan penting:

  • Protokol kesehatan tidak boleh diabaikan meski pandemi sudah mereda.
  • Vaksinasi lengkap dan booster melindungi diri dan orang sekitar.
  • Kenali gejala dan segera lakukan tes bila merasa tidak sehat.
  • Dukungan kepada tenaga medis sangat penting, dengan cara mematuhi aturan kesehatan.

Kesimpulan Akhir

Lonjakan kasus COVID-19 di Asia dan Indonesia adalah peringatan bahwa pandemi belum usai sepenuhnya. Kemenkes telah mengeluarkan imbauan dan strategi agar masyarakat tetap waspada, disiplin protokol kesehatan, serta melengkapi vaksinasi.

Peran serta masyarakat sangat menentukan keberhasilan penanganan pandemi ini. Dengan sikap bertanggung jawab dan kerja sama yang solid, kita dapat mengurangi dampak lonjakan kasus dan melindungi diri serta keluarga.

Tips Menjaga Imun Tubuh di Tengah Lonjakan COVID-19

Imun tubuh yang kuat adalah benteng utama melawan infeksi virus, termasuk COVID-19. Berikut beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan sehari-hari:

1. Pola Makan Sehat dan Bergizi

  • Konsumsi makanan kaya vitamin C (jeruk, stroberi, kiwi) dan vitamin D (ikan, telur, susu).
  • Perbanyak sayuran hijau dan buah-buahan segar.
  • Hindari makanan cepat saji dan tinggi gula berlebihan yang dapat melemahkan imun.

2. Istirahat yang Cukup

  • Tidur 7-9 jam setiap malam membantu regenerasi tubuh dan sistem imun bekerja optimal.

3. Olahraga Rutin

  • Aktivitas fisik seperti jalan kaki, bersepeda, atau yoga selama 30 menit setiap hari dapat meningkatkan daya tahan tubuh.

4. Hindari Stres Berlebihan

  • Teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau hobi menyenangkan dapat menurunkan hormon stres yang berpengaruh negatif pada imun.

5. Perbanyak Minum Air Putih

  • Dehidrasi dapat menurunkan efektivitas sistem imun, jadi minum air minimal 8 gelas sehari sangat dianjurkan.

Tata Cara Isolasi Mandiri bagi yang Terinfeksi COVID-19

Isolasi mandiri bertujuan memutus rantai penularan dan menjaga agar orang lain tidak tertular. Berikut langkah yang perlu diperhatikan:

1. Isolasi di Ruang Terpisah

  • Gunakan kamar terpisah dari anggota keluarga lain, dengan ventilasi baik.
  • Gunakan kamar mandi sendiri jika memungkinkan.

2. Gunakan Masker dan Jaga Kebersihan

  • Saat berinteraksi dengan orang lain, selalu pakai masker medis.
  • Cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer secara rutin.

3. Perhatikan Gejala

  • Pantau suhu tubuh dan tanda-tanda lain seperti batuk, sesak napas.
  • Segera hubungi fasilitas kesehatan jika kondisi memburuk.

4. Konsumsi Obat Sesuai Anjuran

  • Gunakan obat yang diresepkan dokter.
  • Hindari obat-obatan tanpa resep yang belum jelas manfaat dan efek sampingnya.

5. Istirahat dan Cukup Nutrisi

  • Istirahat yang cukup dan makan makanan bergizi untuk membantu pemulihan.

Update Vaksinasi Terbaru dari Kemenkes

Kemenkes terus mengupayakan pemberian vaksin COVID-19 dengan varian booster yang diperbarui untuk menghadapi varian baru.

1. Vaksin Booster Generasi Baru

  • Booster generasi terbaru dirancang untuk melindungi dari varian Omicron dan subvarian mutasi baru.
  • Sudah tersedia di beberapa fasilitas kesehatan dan sentra vaksinasi pemerintah.

2. Pendaftaran dan Pelayanan Vaksinasi

  • Masyarakat bisa mendaftar melalui aplikasi PeduliLindungi atau langsung ke puskesmas terdekat.
  • Vaksinasi gratis bagi seluruh warga negara Indonesia dan penduduk tetap.

3. Vaksinasi Anak dan Lansia

  • Dosis khusus dan jadwal teratur untuk anak-anak dan lansia guna memastikan perlindungan optimal.

Penutup Pendukung

Menjaga imun tubuh, menjalani isolasi mandiri dengan benar, serta melengkapi vaksinasi adalah langkah konkret yang harus dilakukan bersama untuk mengendalikan pandemi COVID-19. Kemenkes akan terus memberikan informasi dan pelayanan terbaik demi kesehatan masyarakat.

Strategi Komunikasi Risiko: Kunci Membentuk Kesadaran Masyarakat

Komunikasi risiko yang efektif sangat penting dalam penanganan lonjakan kasus COVID-19. Kemenkes dan pemerintah daerah berperan aktif menyampaikan informasi yang tepat, akurat, dan mudah dipahami agar masyarakat dapat mengambil tindakan preventif.

Pendekatan Komunikasi yang Digunakan

  • Transparansi Informasi: Kemenkes rutin merilis data terbaru kasus, kematian, dan status vaksinasi, sehingga masyarakat mendapatkan gambaran real-time situasi pandemi.
  • Penggunaan Bahasa Sederhana dan Media Beragam: Informasi disebarluaskan melalui media sosial, radio, televisi, dan poster agar dapat menjangkau berbagai lapisan masyarakat.
  • Keterlibatan Tokoh Masyarakat dan Influencer: Mengajak figur publik untuk membantu menyebarkan pesan kesehatan yang mudah diterima dan dipercaya masyarakat.
  • Mengatasi Misinformasi: Tim khusus menangani berita hoaks yang bisa menimbulkan panik atau menurunkan kepercayaan terhadap vaksin dan protokol kesehatan.

Hasil dari Strategi Ini

Masyarakat menjadi lebih sadar pentingnya menjalankan protokol kesehatan dan vaksinasi, meskipun pandemi sudah berjalan selama lebih dari tiga tahun. Hal ini terlihat dari tingkat kepatuhan yang tetap tinggi di berbagai daerah.


Inovasi Teknologi untuk Mendukung Penanganan COVID-19

Di tengah lonjakan kasus, teknologi menjadi alat yang sangat membantu pemerintah dan tenaga medis dalam memantau dan mengendalikan pandemi.

Aplikasi Digital dan Sistem Pelacakan

  • PeduliLindungi: Aplikasi resmi yang digunakan untuk pelacakan kontak, status vaksinasi, serta pemeriksaan suhu dan kode QR di tempat umum.
  • Sistem Surveilans Berbasis Data Real-Time: Memungkinkan pemantauan cepat terhadap kasus baru dan klaster penularan sehingga langkah pengendalian bisa segera diambil.

Telemedicine dan Layanan Kesehatan Jarak Jauh

  • Pasien yang menjalani isolasi mandiri bisa berkonsultasi dengan dokter melalui layanan telemedicine, mengurangi risiko penularan dan memudahkan akses kesehatan.
  • Aplikasi telemedicine juga membantu pemantauan kondisi pasien secara rutin dan pemberian resep obat secara digital.

Penggunaan AI dan Big Data

  • Analisis data besar untuk memprediksi tren kasus dan menyusun strategi mitigasi.
  • Pemanfaatan kecerdasan buatan untuk deteksi cepat gejala dan identifikasi varian baru melalui analisis genom virus.

Penutup dan Harapan

Lonjakan kasus COVID-19 di Asia menjadi tantangan besar, namun dengan strategi komunikasi efektif dan dukungan teknologi modern, Kemenkes dan seluruh stakeholder dapat merespons dengan cepat dan tepat.

Masyarakat diharapkan terus berperan aktif, mengikuti anjuran kesehatan, melengkapi vaksinasi, dan memanfaatkan layanan teknologi untuk menjaga kesehatan diri dan keluarga.

Pandemi memang belum usai, tapi dengan kerja sama yang solid dan inovasi berkelanjutan, kita bisa melewati masa sulit ini dan mempersiapkan masa depan yang lebih sehat.

baca juga : Laporan SPT Tahunan Capai Naik 3,26 Persen Dibanding Tahun Lalu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *